IKAN ENDEMIK KHAS KABUPATEN SEMARANG

 Hai... sobat fisheries, mau posting lagi ini tentang ikan endemik yang ada di Kabupaten Semarang. yup silahkan disimak y

Ikan Endemik adalah ikan yang hanya berada di perairan tertentu dan tidak di temui di perairan lain. Indonesia kaya akan sumberdaya alam yang beraneka ragam. Menurut frose and Faully 2013; ada 1193 spesies ikan. Ikan asli indonesia yang termasuk ikan endemik indonesia ada sekitar 120 spesies. 

Kabupaten Semarang dengan sumber daya air yang melimpah dan kebradaan danau Rawa Pening sebagai sumber perairan waduk terbesar di Kabupaten Semarang, memiliki bebrapa ikan endemik yang sekarang sudah mulai jarang ditemui. identifikasi , perlindungan dan pelestarian sangat diperlukan untuk menjaga agar spesies endemik itu tidak punah. 

Beberapa spesies ikan endemik di Kabupaten Semarang antara lain

1. Ikan Wader Ijo



Ikan wader ijo merupakan spesies endemik Rawa Pening. Ikan ini masuk kelas puntius. ukuran dewasa mencapai 10-15 cm. ciri khas ikan ini adalah memiliki sirip ekor dan dada berwarna hijau gelap

2. Ikan Nilem



Ikan Nilem Osteochillus hasselti) masuk dalam genus  Osteochillus. Ikan Nilem berwarna abu-abu cerah. Ukuran dewasa mencapai 25 cm. 

3. Ikan Toman



Ikan Toman (Channa micropeltes) merupakan jenis ikan yang sering ditemui di Rawa Pening. Ikan ini masuk dalam kelas channidae. hampir sama dengan gabus-gabusan. Ikan Toman termasuk omnifora. keberadaannya yang tidak terkendali bisa membahayakan spesies endemik yang lain.

4. Ikan Pijen



Ikan pijen hidup disungai-sungai kabupaten semarang terutama yang berhulu di pegunungan ungaran. Ikan Pijen sebangsa dengan ikan semah, dan masuk kelas Chyprinidae. Bentuk bulat memanjang. Ikan dewasa bisa mencapai 25 cm.

5. Ikan Kotes



Ikan kotes  (Channa sriata) sebangsa dengan ikan gabus. ikan ini besar mencapai 30-40 cm. Warna kelabu hingga kecoklatan. ikan kotes dewasa bisa mencapai 40 cm.

Demikian Ikan-ikan endemik di Kabupaten semarang. Kalu sudah tahu, mending dilepasin ya kalau kebetulan ketangkep. Biar terus lestari dan tidak punah. 

Kusma.kkp2021

sumber :

Syafei. LS. 2017. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Hias. Jurnal Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Indonesia.   11(1)48-62


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAGGOT; GELI-GELI BAWA REZEKI

Gambar
Budidaya Maggot untuk Alternatif Pakan Ikan  Maggot merupakan fase larva dari Black Soldiers Fly (Lalat Tentara Hitam). Akhir-akhir ini kata maggot sedang berkembang mengingat banyak manfaatnya. Yaitu sebagai konversi sampah organik dan juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan protein tinggi. Meski bentukanya agak aneh dan bikin geli, namun dibalik rupanya ada peluang diubah menjadi rezeki yang barokah. Mengenal BSF Sebelum memulai budidaya BSF, harus mengenal dulu BSF, ciri-ciri dan media hidupnya. BSF bentuknya berbeda dengan lalat biasa. Ukurannya lebih besar 3-5 cm, larva dan pupanya juga ukuran lebih besar dari lalat biasa. Suka hidup di sampah organik, mengurainya menjadi pupuk organik. Berikut ini perbedaan antara lalat biasa dan BSF. BSF mengalami metamorfosis, seperti kupu-kupu dan lebah. Dari telur menetas menjadi bayi larva sekitar 3 hari, selanjutnya berkembang menjadi larva dewasa dengan ukuran lebih besar berwarna putih. biasanya ini yang dimanfaatkan sebagai biokonversi
Baca selengkapnya

Sidat, Si Licin Bergizi Tinggi dengan harga Jual yang Wow Banget

Gambar
Sidat, yang memilki nama latin Anguilla Sp adalah salah satu ikan dari famili anguillidae atau belut. Ikan ini memilki nilai ekonomis yang tinggi yang harganya bisa mencapai 1,5 -2 juta per Kg. Permintaan pasar akan produk ini juga tinggi di Pasar lokal maupun Internasional seperti Jepang, Hongkong, Taiwan, Italia, Jerman dan Belanda. Sidat ini juga memilki kandungan gizi yang tinggi dibandingkan dengan jeis ikan yang lain. Masyarakat Indonesia mengenal sidat dengan beberapa nama daerah, antara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus. SDidunia terdapat lebih dari 350 jenis ikan sidat, namun yang sering dibudidayakan ada 2 jenis yaitu Sidat Kembang (Anguilla mammorata) dan Sidat anjing (Anguilla bicolor).  Anguilla mammorat mewakili  habitat sidat yang berasal dari perairan utara Indonesia yaitu  Sulawesi, sedangkan Anguilla bicolor mewakili perairan di selatan jawa.  Secara fisik perbedaan morfologi
Baca selengkapnya