"GOOD LIFE STYLE" SIAGA PERUBAHAN IKLIM
ANTISIPASI PEMANASAN
GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM MELALUI BUDAYA HIDUP
RAMAH LINGKUNGAN
Disadari
atau tidak, perubahan iklim telah kita rasakan waktu belakangan ini. Siklus
musim yang tidak menentu, cuaca ekstrim, terjangan bencana banjir, angin
kencang serta badai dimana-mana. Berita mengenai terjangan angin putting
beliung, menjadi berita hangat di televisi, maupun media massa lainnya. Hal
tersebut menyentuh pemikiran kita bahwa bumi telah benar-benar tua dan
selayaknya manusia yang telah lanjut usia, maka daya dukung kehidupannya juga
berkurang.
Pemanasan global dan perubahan iklim
merupakan dua hal yang saling berkaitan erat.
Pokok permasalahan yang menjadi penyebab adanya perubahan iklim adalah
terjadinya pemanasan global. Lalu apa yang dimaksud dengan pemanasan global
itu? Apa yang menyebabkannya? Dan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya
atau paling tidak mengurangi dampaknya?
Pemanasan global adalah meningkatnya
suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi yang diakibatkan oleh meningkatnya efek
gas rumah kaca. Gas rumah kaca tersusun atas beberapa senyawa seperti metana
(CH4), Dinitro-oksida (N2O), Karbon dioksida (CO2), Perfluorokarbon (PFC),
Hidrofluorokarbon (HFC) dan Sulfur Heksaflorida (SF6). Gas rumah kaca merupakan
pelindung alamiah di atmosfer bagi bumi
dari radiasi sinar matahari dan menjaga stabilitas suhu bumi. Seluruh komponen iklim saling
berhubungan satu sama lain; suhu pada siang dan malam, musim panas dan dingin,
hujan dan salju, kelembaban, penguapan, musim kemarau, angin, arus laut serta
pembekuan es di kutub.. Namun pada kondisi seperti sekarang ini, kosentrasi Gas
rumah kaca meningkat secara drastis, contohnya pada konsentrasi CO2 telah
mencapai 385ppm, padahal dulu sebelum aktivitas manusia mengubah susunan
atmosfir, konsentrasi CO2 normal adalah 275 ppm hingga terjadilah pemanasan
global. Pemanasan global mengubah banyak kondisi komponen tersebut sehingga
terjadilah perubahan iklim
Peningkatan
kosentrasi GRK ini umumnya disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca
dari perubahan tata guna lahan khususnya perambahan hutan, penggunaan bahan
bakar fosil, peternakan, pertanian dan pengelolaan limbah. Selain itu sektor
transportasi, industri dan penggunaan refrigerant (AC) juga turut meningkatkan
emisi GRK.
Permasalahan lingkungan hidup
memiliki dimensi masalah local, regional dan global. Perilaku manusia dan
kegiatan pembangunan di suatu Negara yang mempengaruhi lingkungan hidup akan
menghasilkan berbagai perubahan kualitas lingkungan, tidak saja di Negara
tersebut tetapi juga di tingkat global. Permasalahan global ini memerlukan
mobilisasi sumberdaya secara global juga untuk penanggulangannya. Mengingat
dampak yang global tersebut, maka telah disepakati beberapa konvensi
Internasional salah satunya dalam Konferensi Perubahan Iklim ke-13 di Bali
Tahun 2007 yang menghasilkan Bali Road Map. Bali Road Map ini terdiri dari
serangkaian keputusan yang mempresentasikan
berbagai jalur atau jalan yang penting untuk memperkuat aksi
internasional dalam pengendalian perubahan iklim.
Meski konvensi internasional telah
dicapai, namun tiada artinya bila masing-masing individu manusia penghuni Bumi
ini tidak tanggap terhadap perubahan iklim. Sebagai individu ada banyak hal
yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak pemansan global salah satunya
penerapan budaya kerja ramah lingkungan. Beberapa tindakan kecil namun
bermanfaat besar bagi pengurangan dampak pemanasan global antara lain :
- Mengurangi penggunaan lampu, dan selalu matikan lampu bila tidak digunakan. Mengurangi penggunaan 1 bohlam lampu berdaya 40 watt selama 5 jam setiap hari = menghemat 73 kWh/tahun=mengurangi emisi CO2 sebanyak 53 Kg/tahun.
- Matikan semua perangkat listrik seperti TV, AC dan Komputer saat tidak digunakan. Bahkan pada kondisi standby pun, peralatan tersebut masih mengkonsumsi energy listrik.
-
Hemat 2250 kWh/tahun = Rp.
1.250.000,-/tahun = mengurangi emisi CO2 1.530 kg/tahun
-
Konsumsi 5 watt/alat = 43, 8
kWh/alat/tahun = Rp. 24.000,-/tahun = mengurangi emisi CO2 32 kg/tahun
- Hindari memasang pendingin ruang terlalu dingin. Suhu yang rendah berarti membutuhkan konsumsi listrik yang makin tinggi pula. Sebaiknya pasang pada suhu normal antara 22-28⁰C.
Pada
suhu 17 ⁰C dengan 5
jam pemakaian = 1.095 kWh/Tahun = 800 kgCO2/tahun. Suhu naik 1⁰C = hemat listrik 3-5 %
- Kurangi penggunaan kantong plastik, lebih baik membawa kantong belanjaan dari kain atau menggunakan kotak makanan sebagai tempat makanan. Produksi kantong plastic menghasilkan karbon-dioksida. Produksi 1 ton kantong plastic = 11 barel minyak mentah = emisi CO2 139 ton.
- Pisahkan sampah organic dan non-organik. Sampah-sampah non organic dapat didaur ulang menjdi produk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan sampah organic dapat dijadikan pupuk untuk membantu tumbuh kembang tanaman, yang bisa juga menyerap karbon dioksida.
- Memilih menggunakan sarana transportasi massal atau sarana transportasi ramah lingkungan. Penggunaan transportasi massal ini bisa mengurangi emisi karbon hingga 480 kgCO2/org/tahun.
- Hemat penggunaan kertas dan cobalah untuk memanfaatkan kertas daur ulang atau kertas dari bahan yang ramah lingkungan. Produksi kertas 1 ton = 400 rim=20000 lembar membutuhkan 3 ton bahan kayu. Bayangkan jika bahan kertas tersebut diambil dari pohon, berapa ribu batang pohon yang ditebang tiap tahun untuk memenuhi kebutuhan kertas yang kita gunakan.
Jika
dampak perubahan iklim bisa dikurangi, pergeseran musim dapat dihindari, tak
ada lagi banjir, dan cuaca ekstrem sehingga kitapun bisa beraktivitas dengan
tenang. Pada akhirnya, kita sendirilah yang akan menikmati hasilnya, jadi Mari
budayakan kerja ramah lingkungan dan lakukan sekarang juga!
Penulis :
Patopo Kusuma Dewi, SPi
Fungsional
penyuluh dan Connector TCPI (The Climate Project Indonesia)
Komentar
Posting Komentar