Dilan ala Penyuluh Bancak
DILAN VERSI PENYULUH PERIKANAN BANCAK
“Jangan ke Bancak.
Bancak itu berat, kamu gak akan kuat. Biar aku aja!”
Tahun 2018, tugas baru sebagai penyuluh perikanan. Awal
merintis karir sebagai pegawai provinsi Tahun 2010, mulai tahun 2018 ini berpindah status
jadi pegawai pusat, di Kementeriannya Bu Susi. Bangga lah turut jadi pasukan
Menteri yang gagah berani menyelamatkan lautan Indonesia ini. Sesuai Surat
Tugas dari Ka Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten, jadilah aku
mendapat wilayah di Kecamatan Bancak. Ujung timur, dari Kabupaten
Semarang, perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Boyolali. Jaraknya dari
tempat tinggal hampir 32 km.
Bancak, dari dulu memang termasuk wilyah yang “horny” bagi
penyuluh2 yang ada. Kalau bisa milih mending ndak lah. Tapi tentu tidak buat
aq, namanya tugas y langsung dijalani lah seperti kata Nela kharisma itu “Kuat
dilakoni, nek gak kuat ditinggal ngopi”.hehe.... dan pas juga timingnya mulai
tugas, pas lagi booming film Dilan. Ada quote dilan yang pas buat kondisi sekarang ini:
“Jangan
di Bancak. Bancak itu berat, kamu gak akan kuat. Biar aku aja!”
Paling ndak itu jadi quote penyemangatku menjalani tugas di
Bancak. SEMANGAT!!!!!!!
Sebenernya, di Bancak gak begitu horny. Orang-orangnya baik, petaninya
semangat, kelompoknya dinamis, rajin kumpulan. Memiliki semangat tinggi untuk
diajak maju. Memang biasanya begitu, kalau daerah minus biasanya orang-orang yang hidup disana
rata-rata pekerja keras. Semoga begitu juga untuk kelompok perikanannya.
Bancak bukan daerah yang asing bagiku. Dulu zaman masih di
Bakorluh dan mengawal kegiatan KP3K, Bancak menjadi salah satu lokasi kegiatan.
Kalau ndak salah dulu temanya tentang pembangunan sentra peternakan rakyat.
Dulu di bancak, terkenal karena ada kelompok pemuda tani yang sukses membentuk
kelompok ternak yang produktif dan menjadi rawmodel tingkat Provinsi.
Selain kelompok ternaknya, di Bancak juga menjadi salah satu
lokasi embung Yayasan Obor Tani. Tahun 2012an mulai diresmikan. Dengan
komoditas unggulan buah Naga. Sebenernya dulu selama masih didampingi yayasan
Obor Tani selama 5 Tahun, produksinya lumayan. Sekarang setelah habis masa
pendampingan dan diserahkan ke warga, mulai terjadi pengunduran. Pohon buah
naga mendapat serangan hama, sehingga banyak yang mati. Selain itu perawatan
buah naga membutuhkan dana dan pupuk. Sekarang petani mulai mengganti tumbuhan
buah naga dengan komoditas lain seperti klengkeng dengan biaya sendiri. Untuk
sumberdaya air di saluran pengairannya digunakan untuk memelihara ikan.
Yah
begitulah, memang setiap program yang penting itu pendampingan, dan tidak bisa
di lepas begitu saja. Oleh karena itu apapun programnya, penyuluh sebagai
pendamping masayarakat di lapangan memegang peran penting dan kunci sukses dari
keberhasilan setiap program dan upaya mensejahterakan masyarakat.
(dewkusma_Feb2018)
Komentar
Posting Komentar