BLOG PENYULUH PERIKANAN

Sidat, yang memilki nama latin Anguilla Sp adalah salah satu ikan dari famili anguillidae atau belut. Ikan ini memilki nilai ekonomis yang tinggi yang harganya bisa mencapai 1,5 -2 juta per Kg. Permintaan pasar akan produk ini juga tinggi di Pasar lokal maupun Internasional seperti Jepang, Hongkong, Taiwan, Italia, Jerman dan Belanda. Sidat ini juga memilki kandungan gizi yang tinggi dibandingkan dengan jeis ikan yang lain. Masyarakat Indonesia mengenal sidat dengan beberapa nama daerah, antara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus. SDidunia terdapat lebih dari 350 jenis ikan sidat, namun yang sering dibudidayakan ada 2 jenis yaitu Sidat Kembang (Anguilla mammorata) dan Sidat anjing (Anguilla bicolor).  Anguilla mammorat mewakili  habitat sidat yang berasal dari perairan utara Indonesia yaitu  Sulawesi, sedangkan Anguilla bicolor mewakili perairan di selatan jawa.  Secara fisik perbedaan morfologi

Wilayah laut Indonesia dengan luas 8,1 juta KM2 menyimpan  banyak potensi sumberdaya alam baik dari perikanan maupun hasil tambang mineral. Data dari KKP, 2014 menyebutkan bahwa stok ikan nasional mencapai 6,5 juta ton pertahun, dan mampu menghidupi 2,7 juta rumah tangga nelayan. Selain itu potensi budidaya laut ada sekitar 12 juta Hektar dan layak untuk dikembangkan.  Sumberdaya laut yang cukup melimpah tersebut sangat rentan akan aksi blue water crime fishing. Aksi blue water fishing diantaranya adalah illegal, unreported, unregulated (IUU)  fishing. Akibat aksi ini Indonesia mengalami kerugian mencapai 240 trilyun pertahun. Apakah IUU Fishing itu? IUU Fishing merupakan aksi illegal yang melanggar hukum perikanan di Indonesia yang telah diatur melalui UU No 31/2007. Aksi IUU fishing ini antara lain berupa : 1.        Penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia tanpa Izin 2.        Kapal asing yang menggunakan izin palsu untuk bisa menang